Rabu, 21 Januari 2009

A. Latar belakang
Beberapa skandal yang menimpa profesi akuntan publik di Indonesia sudah marak terjadi yang menyangkut masalah audit terhadap laporan keuangan dimana masyarakat sekarang ini mengharapkan auditor sebagai seorang akuntan publik yang independen, kompeten dan bertanggung jawab dimana mereka yang mempunyai kepentingan akhir terhadap profesi akuntan publik yang independen dan terpercaya sehingga audit yang dilakukannya itu sesuai dengan standar auditing yang berlaklu umum.
Terutama di dalam laporan keuangan dimungkinkannya adanya praktik kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Kecurangan ini biasanya berkakitan dengan berbagai macam pelanggaran misalnya kebohongan yang disengaja, pemalusuan dokumen, praktik korupsi dan penggelapan. Yang dimaksud dengan penggelapan di sini adalah mengubah aset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.
Dengan demikian, perbuatan yang dilakukannya adalah untuk menyembunyikan, menutupi atau dengan cara yang tidak jujur lainnya melibatkan atau meniadakan suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salah dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi di bidang keuangan atau keuntungan lainnya atau meniadakan suatu kewajiban bagi dirinya dan mengabaikan hak orang lain. Financial fraud adalah manipulasi yang disengaja terhadap praktek akuntansi dengan mensinkronkan keputusan-keputusan pengguna mengenai informasi akuntansi dan manipulasi untuk menimbulkan penafsiran yang salah mengenai laporan keuangan tersebut.
Fraud yang dilakukan oleh tingkat yang lebih rendah biasanya sangat mudah dideteksi karena caranya lebih sederhana dan tidak berpikir akibatnya dalam jangka panjang. Sedangkan manajemen fraud yang hanya bisa dilakukan oleh atasan yang memiliki wewenang cukup, biasanya mempunyai ciri antara lain: tindakannya terlihat logis dan masuk akal, memberikan keuntungan kepada dirinya, memberikan kesan bukan tindakan kriminal, dan pelaku kecurangn biasanya merasa tidak bersalah karena ia merasa apa yang diambilnya tersebut merupakan miliknya sendiri. Oleh karena itu, sulit untuk mendeteksi kecurangan semacam ini karena mereka merasa berhak untuk mengambil miliknya sendiri.
Beberapa contoh fraud yaitu penggelapan di dalam perusahaan, keputusan yang menguntungkan pihak lain dan merugikan perusahaan, manipulasi pembayaran kepada supplier/contractor, penerimaan komisi ke rekening orang lain yang masih dalam pengendaliannya. Karena itu terbongkarnya management fraud seringkali secara kebetulan atau telah lama terjadi sehingga menimbulkan gosip atau memberikan tanda-tanda yang memerlukan investigasi yang lebih detail dan juga profesional.
Peran auditor di sini adalah mengungkapkan adanya fraud dalam laporan keuangan yang potensial. Auditor perlu menggunakaan professional judgement nya atau pertimbangan profesional dalam mengaudit sehingga memungkinkan ia untuk mengidentifikasikan dan mengungkapkan risiko fraud yang ada. Professional judgement ini biasanya dipengaruhi oleh pengalaman seorang akuntan publik itu sendiri. Jika akuntan publik itu tidak mempunyai pengalaman yang cukup dalam melakukan pertimbangan profesional ini maka pertimbangannya itu tidak akan akurat. Transparansi laporan keuangan perusahaan merupakaan masalah yang mendesak dalam rangka akuntabilitas publik. Transparansi dalam laporan keuangan perusahaan tersebut diharapkan dapat menghindarkan adanya praktik kecurangan (fraud) yang sangat merugiakn semua pihak sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan.
Peran dan tanggung jawab akuntan publik merupakan hal; yang penting dalam tanggung jawabnya dalam menjalankan profesi sebagai seorang akuntan publik dimana dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman pada hal ini selain juga berpedoman kepada standar umum yang berlaku (paybu). Guy dan Sullivan (1988) menyatakan bahwa ekspektasi masyarakat dan pemakai laporan keuangan adalah mereka percaya bahwa auditor akan:
· Bertanggung jawab mendeteksi, melaporkan kecurangan dan tindakan ilegal
· Memperbaiki keefektifan audit, yaitu perbaikan pendeteksian salah saji material.
Mengkomunikasikan kepada pemkai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit, termasuk peringatan awal tentang kemungkinaan kegagalan bisnis
Mengkomunikasikan dengan lebih jelas kepada komite audit atau yang bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan yang dipercaya
Peran dan tanggung jawab auditor sebenarnya sudah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atua Dtatement on Auditing Standards (SASs) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board (ASB). Akan tetapi, standard tersebut dalalm pelaksanaannya sering menimbulkan expectation gap, yaitu terjadinya perbedaan antara apa yang masyarakat dan laporan keuangan percayai atau harapkan dari auditor dengan apa yang auditor yakini mengenai tanggung jawab yang diberikannya.
Seperti dalam kasus Enron Corp. dimana pada pertengahan 2002 ini, misalnya, dunia finansial dikejutkan oleh skandal akuntansi terbesar di Amerika, yang berujung pada jatuhnya perusahaan energi raksasa Enron Corp. Harga sahamnya yang beberapa bulan sebelumnya mencapai puluhan dollar AS, dan nilai perusahaannya yang mencapai 48 milyar dollar AS, kini nyaris tak ada harganya.
"Keuntungan-keuntungan" yang tertera dalam laporan keuangan Enron beberapa tahun terakhir ternyata adalah kerugian-kerugian yang didandani sedemikian rupa, dengan trik akuntansi yang canggih. Kini, pemegang saham Enron yang mayoritasnya dipegang oleh publik siap menuntut seluruh komponen yang dianggap bertanggungjawab terhadap pengelolaan perusahaan tersebut, termasuk kantor akuntan publik Arthur Andersen. Sulit dipercaya, skandal ini terjadi di Amerika, yang mengklaim diri sebagai pelopor good corporate governance dengan transparansinya, serta memiliki sistem audit dan pelaporan keuangan yang canggih. Kalau di Amerika, yang sudah sangat maju saja, bisa terjadi penyimpangan informasi publik oleh kalangan akuntan yang begitu parah, bagaimana pula di Indonesia, yang baru belajar tentang good corporate governance dan transparansi sejak gerakan reformasi 1998.
Membandingkan posisi akuntan Amerika dengan Indonesia mungkin terlalu jauh. Karena kenyataannya, sampai saat ini Indonesia masih berkutat dengan banyak persoalan kompleks, yang berkaitan dengan krisis multidimensi.
Sehubungan dengan itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Persepsi Akuntan Publik terhadap Peran dan Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Mencegah dan Mendeteksi Fraud sebagai seorang akuntan publik yang independen dan profesional dalam pekerjaannya mencegah dan mendeteksi fraud.
B. analisis dan pembahasan
A. Data Penelitian
Dalam bab ini penulis akan membahas hasil kuesioner yang telah terkumpul dan membuat suatu kesimpulan tentang bagaimana persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawabnya dalam mencegah dan mendeteksi fraud laporan keuangan. Pada penelitian ini, sampel yang akan digunakan adalah akuntan publik (auditor eksternal) yang bekerja di KAP di Palembang. Setiap elemen populasi merupakan sampel yang akan dipilih nantinya karena keterbatasan jumlah KAP dan auditor eksternal di Palembang. Hal ini dikarenakan jumlah KAP yang hanya terdapat 10 KAP di Palembang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen kuesioner yang berisi pernyataan mengenai kinerja auditor dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan perusahaan. Kuesioner tersebut disebarkan kepada auditor eksternal yang bekerja di KAP di Palembang. Dari 50 kuesioner yang disebar hanya 25 kuesioner yang diterima kembali dan dapat diolah.
1. Demografi responden
Berdasarkan data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner, maka dapat diketahui identitas responden yang mengisi kuesioner tersebut. Identitas tersebut meliputi jabatan, masa jabatan, usia dan jenis kelamin responden.
a. Jabatan
Pertanyaan ini untuk mengetahui jabatan responden yang mengisi kuesioner. Berikut hasil jawaban responden untuk pertanyaan ini.
Tabel 4.1
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan “Jabatan”

Jabatan
Jumlah
Persentase
Partner
1
4%
Manajer
7
28%
Seniior
10
40%
Junior
7
28%
TOTAL
25
100%
Sumber : Lampiran

b. Masa Jabatan dan Usia
Pertanyaan ini untuk mengetahui masa jabatan dan usia responden yang mengisi kuesioner. Berikut rata-rata hasil jawaban responden untuk pertanyaan ini.
Tabel 4.2
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan “Masa Jabatan dan Usia”

Keterangan
Jumlah Responden
Lama Kerja
<> 2 tahun
21
Total
25
Sumber : Lampiran

c. Jenis Kelamin
Pertanyaan ini untuk mengetahui jenis kelamin responden yang mengisi kuesioner. Berikut hasil jawaban responden untuk pertanyaan ini.
Tabel 4.3
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan “Jenis Kelamin”
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
18
72%
Perempuan
7
28%
TOTAL
25
100%
Sumber : Lampiran



2. Deskriptif Variabel
Berdasarkan jawaban responden yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, maka hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel
Kisaran Teoritis
Kisaran Aktual
Rata-rata
Standar Deviasi
Peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud)
7-35
10-30
18,56
6,66272
Peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi
4-20
4-10
6,32
1,79531
Peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis
5-25
4-19
8,0
1,74732
Peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien
3-15
6-15
11,8
2,15212
Peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit
4-20
14-20
17,36
2,07691
Sumber: Lampiran

Berdasarkan tabel diatas, variabel peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud) memiliki kisaran teoritis antara 7-35 (berdasarkan skala likert), kisaran aktual antara 10-30 (berdasarkan jawaban responden) dengan rata-rata 18,56 dan standar deviasi sebesar 6,66272. Jadi persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud) relatif tinggi.
Untuk variabel peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi, kisaran teoritis antara 4-20 (berdasarkan skala likert), kisaran aktual antara 4-10 (berdasarkan jawaban responden) dengan rata-rata 6,32 dan standar deviasi sebesar 1,79531. Jadi persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi relatif tinggi.
Variabel peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis memiliki kisaran teoritis antara 5-25 (berdasarkan skala likert), kisaran aktual antara 4-19 (berdasarkan jawaban responden) dengan rata-rata 8,0 dan standar deviasi sebesar 1,74732. Jadi persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis relatif tinggi.
Variabel peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien bisnis memiliki kisaran teoritis antara 3-15 (berdasarkan skala likert), kisaran aktual antara 6-15 (berdasarkan jawaban responden) dengan rata-rata 11,8 dan standar deviasi sebesar 2,15212. Jadi persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien bisnis relatif tinggi.
Sedangkan untuk variabel peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit memiliki kisaran teoritis antara 4-20 (berdasarkan skala likert), kisaran aktual antara 14-20 (berdasarkan jawaban responden) dengan rata-rata 17,36 dan standar deviasi sebesar 2,07691. Jadi persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit relatif tinggi.





B. Pengujian Data
1. Uji Validitas
Menurut Umar (2002) Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Data-data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kesimpulan yang akan dihasilkan benar-benar mewakili populasi yang ada. Untuk mengukur valid tidaknya suatu data digunakan metode Deskriptif Statistik Frekuensi dengan rumus korelasi (r) Product Moment.
Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan sample sebanyak 25 responden dengan nilai kritis koefisien korelasi (r) product moment pada responden atau N = 25 dimana swrwlah dikurangi dengan 2 maka nilai kritis (r) pada N= 23 dengan taraf signifikasi 5% adalah sebesar 0,3961. Hasil uji validitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Validitas Akhir

Pernyataan

r hitung
Nilai r Product Moment
Keterangan
Peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud)
1
0.7241
0.3961
Valid
2
0.5907
0.3961
Valid
3
0.6052
0.3961
Valid
4
0.7056
0.3961
Valid
5
0.7752
0.3961
Valid
6
0.6513
0.3961
Valid
7
0.2895
0.3961
Tidak Valid
Peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi
8
0.2599
0.3961
Tidak Valid
9
-0.2879
0.3961
Tidak Valid
10
0.6528
0.3961
Valid
11
0.6603
0.3961
Valid
Peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis
12
0.4393
0.3961
Valid
13
-0.2474
0.3961
Tidak Valid
14
-0.5909
0.3961
Tidak Valid
15
0.3267
0.3961
Tidak Valid
16
0.6812
0.3961
Valid
Peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien

17
0.4636
0,316
Valid
18
0.5637
0,316
Valid
19
0.4467
0,316
Valid
Peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit
20
0.4432
0.3961
Valid
21
0.4500
0.3961
Valid
22
0.5661
0.3961
Valid
23
0.7086
0.3961
Valid
Sumber : Lampiran
Dari tabel 4.3 di atas, dapat dikatakan bahwa masing-masing butir pernyataan ada yang telah mempunyai nilai korelasi di atas 0,3961 dan ada yang tidak memenuhi di atas 0,3961. Oleh sebab itu, butir pernyataan yang tidak memenuhi syarat akan dikeluarkan. Setelah dikeluarkan dan dilakukan hasil analisis kembali maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil pengujian validitas setelah pernyataan yang tidak valid dikeluarkan
Pernyataan

r hitung
Nilai r Product Moment
Keterangan
Peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud)
1
0.7014
0.3961
Valid
2
0.6104
0.3961
Valid
3
0.6173
0.3961
Valid
4
0.7088
0.3961
Valid
5
0.7799
0.3961
Valid
6
0.6489
0.3961
Valid
Peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi
10
0.6384
0.3961
Valid
11
0.6705
0.3961
Valid
Peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis
12
0.4466
0.3961
Valid
16
0.6876
0.3961
Valid
Peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien

17
0.4440
0,316
Valid
18
0.5648
0,316
Valid
19
0.4446
0,316
Valid
Peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit
20
0.4367
0.3961
Valid
21
0.4617
0.3961
Valid
22
0.5581
0.3961
Valid
23
0.7038
0.3961
Valid

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Apabila dilakukan pengukuran sebanyak dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Pengujian reliabiltas instrumen penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach Alpha dimana rumusnya yaitu:

Dimana: r : koefisien reliabilitas yang dicari
K: jumlah pertanyaan
: varians butir-butir pertanyaan
: varians total
Untuk mengetahui apakah masing-masing butir-butir pernyataan di atas telah memenuhi reliabilitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan product moment yang ada dalam program SPSS versi 11,5 for windows. Menurut Santoso (2005:25) pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Di bawah ini merupakan hasil pengujian reliabilitas terhadap pertanyaan kuesioner.
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients

N of Cases = 25.0
N of Items = 18
Alpha = .7120

Dari hasil pengujian diperoleh nilai alpha sebesar =0,7120 lebih besar dari 0,6 maka semua pernyataan dalam kuesioner dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya, hasil pertanyaan yang telah valid dan reliabel, akan digunakan untuk dilakukan uji selanjutnya yaitu uji frekuensi.

3. Uji Frekuensi
Dilihat dari data yang diperoleh maka hasil yang diperoleh dari pernyataan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tanggapan Responden tentang Peran dan Tanggung Jawab
Mendeteksi dan Melaporkan Kekeliruan dan Ketidak beresan
Terutama Kecurangan (fraud)
No
Pertanyaan
Rata-rata
1
Auditor memberikan proteksi terhadap ketidakberesan yang mungkin terjadi pada perusahaan klien
3,4400
2
Auditor menjamin bahwa laporan keuangan klien telah sesuai dengan peraturan perusahaan
3,4400
3
Auditor menjamin bahwa laporan keuangan klien telah sesuai dengan praktek akuntansi yang berlaku umum
4,0400
4
Auditor menjamin bahwa laporan keuangan klien bebas dari penyimpangan yang disengaja
3,8000
5
Auditor menjamin bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan yang tidak disengaja
3,8400
6
Auditor memberikan keyakinan bahwa semua kecurangan yang terjadi di perusahaan klien dapat terdeteksi oleh auditor
3,7600
Rata-rata keseluruhan
3,7200
Berdasarkan SPAP Seksi 316 kekeliruan mengumpulkan dan mengolah data akuntansi, estimasi akuntansi yang salah karena kekhilafan, penafsairan prinsip akuntansi yang salah menyangkut jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau cara pengungkapan.
Sedangkan ketidakberesan mencakup penyajian laporan keuangan yang menyesatkan, yang sering disebut sebagai kecurangan manajemen dan penyalahgunaan aktiva yang disebut penggelapan.
Dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian auditor setuju dengan peran dan tanggung jawab ini dimana dengan adanya peran dan tanggung jawab ini auditor diharapkan dapat berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya ketidakbersan yang material dalam setiap audit yang dilakukan. Auditor tersebut harus memperoleh tingkat keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan klien itu telah bebas dari salah saji material.



Tabel 4.8
Tanggapan Responden tentang Peran dan Tanggung Jawab
Menghindari Konflik dan Mempertahankan Sikap Independensi.
No
Pertanyaan
Rata-rata
10
KAP seharusnya tidak memberikan jasa konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit
2,5200
11
Auditor seharusnya tidak bertindak semata-mata dalam menjalankan tugasnya untuk memperoleh keuntungan sepihak
3,8800
Rata-rata keseluruhan
3,2000
Berdasarkan SPAP Seksi 220 menyatakan bahwa, independensi maksudnya tidak mudah dipengaruhi. Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik terhadap manajemen maupun terhadap pemilik.
Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar auditor setuju mengenai ini dan auditor tetap berusaha untuk menghindari konflik dalam pengauditan dan tetap mempertahankan sikap independensi dan integritas sebagai auditor yang profesional yang tidak terpengaruh oleh hal-hal yang dapat menghancurkan sikap independensinya.
Tabel 4.9
Tanggapan responden tentang Peran dan Tanggung Jawab
Mengkomunikasikan kepada Pemakai Laporan Keuangan
Informasi yang Lebih Berguna tentang Sifat dan Hasil Proses Audit
serta Memberikan Peringatan Awal tentang Kemungkinan Kegagalan Bisnis.
No
Pertanyaan
Rata-rata
12
Auditor harus mampu menunjukkan cara untuk meningkatkan efisiensi manajemen
4,1200
16
Auditor bertanggung jawab memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang apabila kemungkinan terjadinya kegagalan bisnis
3,8000
Rata-rata keseluruhan
3,9600
Dalam SPAP Seksi 341; 04 dinyatakan bahwa jika hasil evaluasi yang dilakukan mengindikasikan adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup perusahaan, maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut, bila ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu diungkapkan
Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa auditor setuju terhadap peran dan tanggung jawab ini. Dengan peran dan tanggung jawab ini, apabila hasil evaluasi yang dilakukan mengindikasikan adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup perusahaan, auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki rencana tersebut dan harus mengkomunikasikannya kepada klien.
Tabel 4.10
Tanggapan responden tentang Peran dan Tanggung Jawab
Menemukan Tindakan Melanggar Hukum dari Klien.
No
Pertanyaan
Rata-rata
17
Auditor bertanggung jawab menginformasikan kepada pihak yang berwenang dalam perusahaan jika terjadi praktek yang ilegal
3,8000
18
Auditor bertanggung jawab mengevaluasi ketika ada informasi yang menarik perhatian bahwa tindakan ilegal mungkin terjadi
3,8000
19
Auditir harus mempunyai batasan tanggung jawab secara hukum
4,2000
Rata-rata keseluruhan
3,9333
Dalam SPAP Seksi 317 menyatakan pelanggaran terhadap hukum dan undang-undang oleh satuan usaha (manajemen atau karyawan) laporan keuangan yang diaudit.
Dari hasil di atas, auditor setuju tentang peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien dimana dengan peran dan tanggung jawab ini dapat membantu memberikan informasi apabila klien melakukan pelanggaran hukum, maka auditor dapat melaksanakan prosedur audit yang dirancang khusus agar diperoleh keyakinan yang memadai apakah unsur pelanggaran hukum telah dilakukan oleh klien atau tidak, tetapi yang memberi penilaian penentuan suatu perbuatan melanggar hukum atau tidak bukanlah wewenang seorang auditor melainkan hasil dari penilaian ahli hukum.
Tabel 4.11
Tanggapan Responden tentang Peran dan Tanggung Jawab
Meningkatkan Kualitas SDM dan Memperbaiki Keefektifan Audit.
No
Pertanyaan
Rata-rata
20
Auditor harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
4,4400
21
Auditor harus mengikuti pendidikan pelatihan lanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya auditor itu sendiri
4,5200
22
Review hasil audit yang dilakukan oleh auditor sebaiknya mempunyai metode audit yang diperiksa oleh IAI atau KAP yang lain
4,1600
23
Auditor seharusnya mempunyai batasan tanggung jawab yang diatur oleh IAI
4,2400
Rata-rata keseluruhan
3,3450
Menurut Soedajono, baik kompetensi bidang auditing ataupun dalam teknologi informasi dan komunikasi perlu disiapkan untuk menghadapi abad 21.
Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar setuju terhadap peran dan tanggung jawab ini. Hal yang berkaitan dengan memberikan pendapat setuju karena peran dan tanggung jawab ini, para responden dapat mengharapkan auditor dituntut untuk meningkatkan kualitasnya supaya dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat pengguna jasa audit.

D. Pembahasan Hasil
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawabnya tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
· Peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud)
Tabel 4.12
Hasil kuesioner untuk peran dan tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan (fraud)
Pertanyaan
Jawaban
Skor Terkumpul
Rata-rata
SS
S
N
TS
STS
1
3
14
0
7
1
86
3,44
2
9
4
2
9
1
86
3,44
3
9
12
0
4
0
101
4,04
4
7
10
4
4
0
95
3,80
5
7
11
3
4
0
96
3,84
6
5
15
0
4
1
94
3,76
Rata-rata
3,72

· Peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi

Tabel 4.13
Hasil kuesioner untuk peran dan tanggung jawab menghindari konflik dan mempertahankan sikap independensi

Pertanyaan
Jawaban
Skor Terkumpul
Rata-rata
SS
S
N
TS
STS
10
1
15
0
9
0
83
3,32
11
4
17
1
3
0
97
3,88
Rata-rata
3,60

· Peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis
Tabel 4.14
Hasil kuesioner untuk peran dan tanggung jawab mengkomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta memberikan peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis
Pertanyaan
Jawaban
Skor Terkumpul
Rata-rata
SS
S
N
TS
STS
12
9
12
2
2
0
103
4,12
16
3
18
0
4
0
95
3,80
Rata-rata
3,96

· Peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien
Tabel 4.15
Hasil kuesioner untuk peran dan tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien
Pertanyaan
Jawaban
Skor Terkumpul
Rata-rata
SS
S
N
TS
STS
17
4
14
5
2
0
95
3,80
18
5
15
0
5
0
95
3,80
19
7
17
0
1
0
105
4,20
Rata-rata
3,93

· Peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit
Tabel 4.16
Hasil kuesioner untuk peran dan tanggung jawab meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki keefektifan audit

Pertanyaan
Jawaban
Skor Terkumpul
Rata-rata
SS
S
N
TS
STS
20
11
14
0
0
0
115
4,60
21
13
12
0
0
0
113
4,52
22
6
18
0
1
0
104
4,16
23
6
19
0
0
0
106
4,24
Rata-rata
4,38
Dari hasil di atas maka ditentukan interpretasi tingkat persepsi akuntan publik dengan menggunakan skor menurut klasifikasi Builford adalah sebagai berikut
0% 20% 40% 70% 90% 100%

Keterangan: 0 % - 20 % = sangat rendah
21 % - 40 % = rendah
41 % - 70 % = sedang
71 % - 90 % = tinggi
91 % – 100 % = sangat tinggi
Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan rata-rata yaitu persentase persepsi auditor adalah sebesar 61,836 % yang diperoleh dari:
100 % = 61,836 %
Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi akuntan publik terhadap peran dan tanggung jawab akuntan publik dalam mencegah dan mendeteksi fraud dapat dikatakan sedang atau cukup. Artinya sebagian besar auditor secara teoritis cukup mengerti mengenai peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang auditor. Auditor dalam hal ini dapat memahami dengan baik mengenai masing-masing peran dan menerapkannya dalam setiap audit yang dilakukannya. Auditor yang kompeten, profesional dan independen memang semestinya harus memahami dengan baik dan menerapkan peran-peran ini sehingga auditor tidak akan bermasalah jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena mel;akukan audit tidak sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai auditor yang telah ditetapkan oleh IAI.
1. Persepsi akuntan publik dalam mencegah dan mendeteksi frsud cukup atau sedang. Hal ini berarti auditor mempunyai persepsi yang cukup trehadap peran dan tanggungjawabnya sebagai auditor dan menerapkannya dalalm audit yang dilakukannya. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian bahwa akuntan publik tidak memahami dan menerapkan pgeran dan tanggung jawab ini yang seharusnya menjadi pedoman dalam melakukan audit.
2. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa pemakai laporan keuangan mengharapkan lebih dari apa yang auditor yakini tentang tanggung jawabnya sebagai auditor. Hal ini karena auditor dianggap pihak yang mampu memberikan pendapat yang absolut mengenai laporan keuangan yang diauditnya. Harapan pemakai laporan keuangan terhadap auditor sudah melebihi opini audit dan perannya sebagai penjamin kewajaran laporan keuangan, sehingga hal ekspektasi yang berlebihan dari masyarakat dapat terjadi.